secretsafebooks.com – Kalau ngomongin soal film, banyak yang langsung kebayang Hollywood. Tapi jangan salah. Perfilman Prancis juga punya warna tersendiri yang susah dilupain. Bahkan, beberapa film Prancis terbaik punya gaya bercerita yang jauh lebih jujur dan emosional. Rasanya tuh beda. Lebih dalam, lebih puitis, dan kadang agak nyeleneh, tapi justru itu yang bikin menarik.
Negara ini memang punya tradisi sinema yang kuat. Dari era hitam putih sampai sekarang, film-film asal Prancis tetap konsisten menghadirkan cerita yang berkelas, artistik, dan bermakna. Yuk, kita ngobrol soal lima film Prancis terbaik yang patut banget masuk daftar tonton kamu.
Baca Juga: Film Capone: Ketika Legenda Gangster Menua dan Terlupakan
Amélie: Film Prancis yang Penuh Imajinasi dan Warna
Cerita sederhana tapi menghangatkan hati
Kalau kamu belum pernah nonton Amélie, artinya kamu melewatkan salah satu film Prancis terbaik sepanjang masa. Film ini dirilis tahun 2001, disutradarai oleh Jean-Pierre Jeunet. Ceritanya tentang seorang gadis bernama Amélie Poulain yang punya dunia kecilnya sendiri di Montmartre, Paris.
Amélie bukan pahlawan besar. Dia cuma cewek biasa yang suka membuat orang lain bahagia lewat cara-cara kecil yang diam-diam. Tapi dari situ justru kita diajak melihat keindahan dalam hal-hal sederhana. Dari membantu tetangga tua, mempertemukan cinta lama, sampai menggoda cowok pemalu, semua dilakukan dengan cara unik.
Visual yang khas dan memikat
Salah satu alasan kenapa Amélie masuk kategori film Prancis terbaik adalah tampilannya yang ikonik. Warnanya hangat. Dominan merah, kuning, dan hijau yang bikin setiap frame-nya seperti lukisan. Musik latarnya juga khas banget, diciptakan oleh Yann Tiersen. Mendengarnya saja sudah cukup bikin kita senyum.
Film ini bukan cuma soal cinta. Tapi juga tentang menemukan kebahagiaan dalam diri sendiri, menerima masa lalu, dan percaya bahwa dunia itu, meskipun absurd, tetap layak untuk dinikmati.
Baca Juga: 10 Film Sci-Fi Terbaik Sepanjang Masa yang Wajib Ditonton
La Haine: Potret Kelam dari Pinggiran Kota Paris
Realita keras yang disampaikan apa adanya
Kalau Amélie manis dan penuh warna, La Haine adalah kebalikannya. Film ini hitam putih, suram, dan penuh amarah. Dirilis tahun 1995, disutradarai oleh Mathieu Kassovitz. La Haine dianggap sebagai salah satu film Prancis terbaik karena berani membongkar realita sosial yang sering disembunyikan.
Ceritanya berpusat pada tiga pemuda dari latar etnis berbeda yang tinggal di lingkungan miskin di pinggiran Paris. Ada Vinz yang keturunan Yahudi, Saïd yang keturunan Arab, dan Hubert yang keturunan Afrika. Mereka bertiga harus menghadapi kekerasan polisi, diskriminasi, dan kehilangan arah hidup.
Dialog tajam dan akting yang kuat
Film ini penuh dengan dialog yang tajam, kadang kasar, tapi sangat manusiawi. Banyak yang menganggap La Haine sebagai kritik sosial paling keras dalam sejarah sinema Prancis. Dan semua itu disampaikan dengan cara yang kuat tanpa perlu menggurui.
Selain itu, gaya kameranya juga unik. Gerakan kamera yang dekat dengan tokoh membuat penonton seolah ikut berjalan di jalanan Paris. Ini bukan film yang bikin nyaman, tapi film yang bikin mikir dan mungkin bikin marah. Tapi di situlah kekuatannya.
Intouchables: Kisah Persahabatan yang Menyentuh
Didasarkan pada kisah nyata
Di antara deretan film Prancis terbaik, Intouchables punya tempat istimewa karena mampu membuat penonton dari berbagai negara jatuh cinta. Film ini rilis tahun 2011 dan disutradarai oleh Olivier Nakache dan Éric Toledano. Ceritanya diangkat dari kisah nyata tentang persahabatan dua orang yang sangat berbeda.
Ada Philippe, seorang pria kaya yang lumpuh akibat kecelakaan, dan Driss, seorang pemuda kulit hitam dari lingkungan keras yang sedang cari kerja. Keduanya tidak punya banyak kesamaan. Tapi dari interaksi mereka tumbuh hubungan yang tulus dan saling menguatkan.
Humor dan emosi yang seimbang
Intouchables punya racikan pas antara tawa dan air mata. Film ini lucu tapi juga menyentuh. Dialognya ringan tapi penuh makna. Tidak heran kalau film ini jadi salah satu film Prancis paling sukses secara internasional.
Selain menghibur, film ini juga menyampaikan pesan soal kemanusiaan, keberagaman, dan bagaimana orang-orang bisa saling mengisi meski datang dari latar yang sangat berbeda. Kalau kamu mencari film Prancis terbaik yang bisa bikin hati hangat, Intouchables adalah jawabannya.
Blue Is the Warmest Color: Cinta yang Penuh Gejolak
Romansa yang ditampilkan tanpa sensor
Blue Is the Warmest Color adalah film drama romantis yang rilis tahun 2013 dan langsung menuai banyak kontroversi. Tapi juga banyak pujian. Disutradarai oleh Abdellatif Kechiche, film ini memenangkan Palme d’Or di Festival Film Cannes. Sebuah pencapaian yang membuktikan kualitasnya.
Film ini mengisahkan tentang Adèle, seorang remaja yang mulai menemukan jati dirinya setelah bertemu dengan Emma, perempuan berambut biru yang bebas dan berani. Keduanya menjalin hubungan cinta yang intens, rumit, dan penuh pergolakan emosi.
Akting yang sangat autentik
Salah satu alasan kenapa film ini dianggap sebagai film Prancis terbaik adalah kualitas aktingnya. Léa Seydoux dan Adèle Exarchopoulos tampil begitu nyata. Kita bisa merasakan cinta mereka, tapi juga luka dan perpisahan yang datang setelahnya.
Meskipun ada banyak adegan intim yang eksplisit, film ini tidak jatuh ke wilayah vulgar. Justru sebaliknya. Setiap adegan punya konteks emosional yang kuat. Ini bukan film cinta remaja biasa. Tapi kisah tentang pencarian jati diri, kehilangan, dan tumbuh menjadi dewasa.
La Vie en Rose: Kisah Hidup Sang Legenda Édith Piaf
Biopik yang penuh emosi
Kalau kamu suka musik dan kisah hidup tokoh legendaris, maka La Vie en Rose wajib ditonton. Film ini dirilis tahun 2007 dan mengisahkan perjalanan hidup Édith Piaf, penyanyi Prancis yang sangat melegenda. Dari masa kecil yang penuh penderitaan sampai puncak ketenarannya, semua diceritakan dengan gaya narasi yang emosional.
Marion Cotillard memerankan Piaf dengan sangat luar biasa. Saking totalnya, dia sampai dapat Oscar untuk peran ini. Ini adalah salah satu penampilan aktris terbaik dalam sejarah film Prancis.
Gaya penceritaan yang tidak linier
Film ini tidak disusun secara kronologis. Cerita lompat-lompat antara masa kecil, masa kejayaan, dan masa-masa kelam Piaf. Tapi justru dari situ, kita bisa merasakan bagaimana hidupnya penuh gejolak. Dari cinta, kehilangan, sakit, sampai kecanduan, semuanya dihadirkan tanpa basa-basi.
Musik Édith Piaf yang legendaris jadi latar sepanjang film. Lagu seperti Non, Je ne regrette rien dan La Vie en Rose bukan cuma pengiring, tapi bagian penting dari cerita. Film ini bukan cuma biopik, tapi juga penghormatan terhadap seni dan jiwa seorang penyanyi besar.
Kenapa Film Prancis Terbaik Selalu Punya Rasa yang Khas
Bukan sekadar cerita, tapi pengalaman
Yang bikin film Prancis terbaik begitu membekas adalah cara mereka menyampaikan cerita. Bukan lewat ledakan atau efek visual heboh. Tapi lewat karakter, dialog, suasana, dan emosi. Bahkan film yang terlihat biasa saja bisa terasa mendalam karena pendekatan yang jujur dan artistik.
Film Prancis juga tidak takut untuk menyentuh tema-tema berat seperti eksistensi, identitas, dan ketidakadilan sosial. Tapi mereka tetap bisa menyajikannya dengan gaya yang manusiawi dan relatable.
Variasi genre yang luas
Dari komedi romantis, drama sosial, hingga biopik musik, semua genre bisa ditemukan dalam deretan film Prancis terbaik. Bahkan dalam satu film pun, bisa ada campuran berbagai rasa. Kadang lucu, kadang sedih, kadang absurd. Dan justru itu yang bikin film-film ini terasa hidup.
Industri film Prancis juga memberi ruang bagi para sutradara muda dan berani bereksperimen. Hasilnya, selalu muncul karya-karya segar yang tidak takut berbeda. Mereka tidak terjebak di formula, tapi lebih peduli pada esensi cerita.